Kamis, 31 Maret 2016

Abimanyu

Moncong babi adalah kura-kura yang sangat aneh. Tampangnya yang morfologikal, pengetahuan yang terbatas dan grup kebetulan semua menyebabkan penaruhan filogenetika yang tidak benar dan juga mengenai sejarah alam yang tidak pasti. Data fosil untuk genus kura-kura ini kembali ke Miocene di Papua New Guinea. Ramsay pertama kali menerangkan jenis ini dari material yang dikumpulkan pada tahun 1885 dari ekspedisi Royal Geographic Society, lokasi di sungai Strickland. Pertama kali dideskripsikan sebagai Pleurodire dan diajukan sebagai hubungan kura-kura air tawar dan kura-kura air laut. Genus ini lalu ditetapkan ke keluarga baru Carrettochelyidae dan Baur memindahkan ke Carretochelys dan keluarga Carretochelyidatenya ke Cryptodires dan memperlihatkan persamaannya ke Trionychia.
Tulisan yang mendalam yang pertama kali dicetak tentang kebutuhan pemeliharaan atau prilaku di captivity moncong babi adalah tulisan yang ditulis oleh Dorrian. Tulisan lainnya seperti Konservasi Biologi kura-kura moncong babi oleh Georges dan Rode atau Moncong babi oleh Bargeron membahas sedikit tentang pemeliharaan, meninggalkan beberapa informasi yang berguna.
Di seluruh dunia ini ada beberapa kebun binatang dan individu yang memelihara kura-kura ini. Kebun binatang ini adalah Bronx Zoo di New York USA, Pittburgh Zoo di New Jersey USA Zoological Garden Wilhelma di Stuttgart, Germany, Territory Wildlife Park di Berry Springs, Australia, Taronga Park Zoo di Sydney, Australia, Hartley Creek Crocodile Farm di Cairns, Australia, Australia Zoo di Beewah, Australia dan the University of Canberra di Australia.
Pengarang junior dan senior telah memelihara kura-kura ini selama beberapa tahun dan telah melakukan banyak pengamatan dan dirangkum pada tulisan ini.
Karena kura-kura moncong babi adalah perenang yang baik, aquarium yang luas menjadi suatu keharusan. Alasan lainnya untuk menggunakan aquarium besar adalah karena kura-kura ini dapat tumbuh sampai 22,5 kg dan panjang 56.3 cm. Ukuran aquarium harus memberi kura-kura bergerak bebas dan juga dapat bersembunyi jika diperlukan. Waktu kura-kura ini ketakutan, mereka kabur seperti roket. Kura-kura muda diamati dapat melompat dari aquarium yang satu ke aquarium lainnya yang bersebelahan yang permukaannya hanya 2 cm dari ujung aquarium. Tambah besar aquarium, lebih kecil kesempatan untuk kura-kura terluka.
Karena kura-kura moncong babi dapat menjadi agresif kepada yang lainnya, aquarium besar juga dapat membantu menurunkan kepadatan. Prilaku agresif akan jelas terlihat. Prilaku agresif ini sudah dapat terlihat pada kura-kura yang hanya berumur enam bulan, tetapi dapat pula prilaku ini muncul pada umur yang lebih muda. Sebaliknya, Roempp mengatakan bawah setelah memiliki lima tahun kura-kura ini mulai memperlihatkan prilaku yang agresif satu sama lainnya. Prilaku agresif diperlihatkan dengan menggigit dan daerah yang sering digigit adalah ujung poseterior pada karapas, peripherals keenam sampai kesepuluh dan pygal, bagian dorsal leher dan lekukan kulit yang memanjang lateral pada setiap sisi dari dibawah permukaan ekor ke daerah paha dan turun ke lengan belakang. Karena rahangnya yang baik, gigitannya cukup menyakitkan dan dapat berdarah.
Pasir kali yang telah dicuci bersih dapat dipakai sebagai lapisan dasar aquarium. Jika lapisan cukup tebal, dapat menyediakan sebagai tempat persembunyian atau peristirahatan untuk kura-kura moncong babi karena mereka mebenamkan/mengubur mereka sendiri. Di beberapa occasions, mereka diamati melakukan ini sampai unjung probosics. Jika kepadatan jumlah kura-kura sangat tinggi maka pemakaian lapisan pasir yang tebal, dengan kayu/dahan/akar air dianjurkan untuk memberi tempat persembunyiaan dan mencegah kura-kura mengigit satu sama lain.
Kelihatannya kura-kura moncong babi dapat berprilaku sangat berbeda pada toleransi dengan jenis testudines lainnya.
Menurut Dorrian, kura-kura moncong babi tidak memperlihatkan sifat agresif mereka terhadap kura-kura dari Chelidae (Macrochelodina expansa, Macrochelodina rugosa, Chelodina longicollis, Emydura macquarii krefftii and Elseya latisternum).
Sebaliknya, menurut Roempp ada beberapa masalah yang ditimbulkan dalam memelihara kura-kura moncong babi bersama kura-kura jenis lainnya. Saya mempunyai masalah dengan Macrchelodina rugosa betina. Kura-kura betina ini mendapat beberapa gigitan yang parah di lengan belakangnya oleh kura-kura moncong babi betina saya.; Kejadian yang sama terjadi terhadap Macrochelodina expansa. Sebaliknya kura-kura moncong babi jantan tidak pernah agresif terhadap jenis lainnya.Saya tidak tahu jika sifat agresif tergantung pada jenis kelamin. Penulis senior memelihara empat moncong babi dengan Emydura subglobosa muda dan dewasa, jenis sympatric dan tidak ada tanda-tanda agresif terhadap jenis ini.
Untuk masalah suhu air ada beberapa macam pendapat. Dorrian menganjurkan airnya dihangatkan secara konstan pada suhu 26-27°C sedangkan Bargeron menyatakan suhu air harus antara 26.1°C dan 30°C. Georges dan Rose menganjurkan suhu air antara 28-30°C. Suhu 28-30°C ini telah ditemukan sebagai suhu optimal untuk kura-kura oleh penulis. Suhu diatas 32°C dan dibawah 26°C tidak dianjurkan karena suhu tubuh kura-kura ini tergantung oleh suhu air di sekitarnya. Di alamnya, kura-kura moncong babi dapat mengatur suhu tubuhnya dengan berenang lebih dalam atau di bawah batang pohon berenang dan memasuki air yang lebih dingin atau hanya berada di permukaan air atau berenang mendekati tepian dan memasuki air yang lebih hangat. Ini adalah termoregulasi alamiah yang tidak ada di pemeliharaan dalam rumah (indoor captivity) karena suhu yang selalu sama di lingkungannya. Pada satu waktu, kura-kura moncong diamati pada suhu air 22°C. Kura-kura moncong babi itu diam di dasar aquarium selama dua jam, kecuali pada saat berenang ke permukaaan untuk mengambil udara. Pada saat suhu air dinaikan sampai 28°C, kura-kura menjadi aktif.
Kura-kura moncong babi adalah kura-kura yang hidup di air keras(hard water) seperti ikan yang hidup di danau Afrika seperti danau Malawi. Kondisi alami dari tempat asalnya adalah sungai besar yang mengandung kapur (limestone). Ini berarti airnya memiliki kadar karbonat yang tinggi dan juga memiliki pH tinggi dan sangat setabil di antara 8.0 sampai 8.3. KH dan GH airnya antara 18 sampai 25 dH. Faktor lainnya yang perlu diperhitungkan adalah bahwa kura-kura moncong babi tidak memilik tempurung yang berskat-skat, seperti tempurung lunak (soft shell) lainnya spt Apalone spinifera dan menderita dari predilection jamau dan infeksi bakteria yang parahnya dapat menjadi penyakit SCUD (Systemic Cutaneous Ulcerative Disease). Pada beberapa jamur agen termasuk organisma yang hidup di air netral (pH 6.5-7.5) dan mati pada pH yang tinggi. Maka dari itu pH yang tinggi memperbaiki kondisi kulit kura-kura. Kura-kura dengan iritasi kulit di karapasnya akan mengosok hilang kulitnya. Kura-kura air tawar bereaksi secara osmotik dengan air di lingkungannya dan pada saat airnya mengandung kadar garam yang tinggi ini juga dapat mengurangi beban kerja sistem renal (ginjal).
Salah satu cara kami belajar bagaimana cara memelihara kura-kura ini adalah dengan melihat lingkungan alami mereka dan mencari apa yang mereka perlukan bedasarkan pada sesuatu yang membatasi penyebaraan mereka di alamnya. Sangat menarik bahwa kura-kura ini hanya ditemui di sungai sungai berkapur (limestone). Juga hanya ditemui di sungaisungai yang pH nya tinggi, konduktifiti yang tinggi dan alkalis yang tinggi. Ini berarti sangat stabil, sangat jernih airnya.
Waktu kami di sungai Daly dengan kura-kura ini, penglihatan mencapai sampai lima meter. Maka dari itu waktu membuat lingkungan untuk kura-kura ini dan dalam jumlah yang banyak karena ekperimen ini, makin jelas bahwa kami perlu menduplikasi/mencontoh lingkungannya.
Kura-kura moncong babi adalah hewan omnivora, tetapi lebih condong ke herbivora daripada omnivora. Di Australia, kura-kura ini makan daun-daunan, buah dan bunga dari tumbuhan riparian khususnya fig ficus racemosa, apel syzygium forte dan pandanus aquaticus. Makanan lainnya termasuk serangga air, krustasea, moluska, ikan dan mamalia yang dimakan sebagai carrion dan tanaman air seperti lumut, vallisneria sp dan najar tenuifolia. Banyaknya macam yang dimakan memberi lingkup yang luas bagi oportunism dan makanan bervariasi sekali dengan makanan yang tersedia dari satu daerah ke daerah lainnya.
Kura-kura yang diteliti oleh penulis senior diberi makan berbagai macam termasuk daun dandelion, apel, pir, pisang, anggur, tomat, selada, putih telur, cacing tanah dan daging putih ayam cincang. Rasio makanan tanaman-hewan adalah 3 : 2. Memberi makanan yang kaya adalah salah satu kunci bagaimana menjaga kura-kura sehat. Semua kura-kura terbukti omnivora, sangat rakus. Cara pemberi makan termasuk menyetuh makanan dengan probosics seperti mereka menciumnya, mengambil makanan dengan rahangnya dan menelannya. Cakar di fliper depannya kadang dipakai untuk merobek makanan yang besar menjadi kecil.
Di alam, umur kawin kura-kura moncong babi jantan adalah setelah 14 sampai 16 tahun dengan ukuran karapas sekitar 30 cm. Betina mencapai umur kawin agak tua, setelah 20 sampai 22 tahun dengan ukuran karapas 30-34 cm.
Berdasarkan laparoscopy dan pemeliharaan kura-kura dari menetas sepertinya memakan waktu sampai 25 tahun untuk kura-kura ini mencapai umur dewasa.
Di kaptifiti(kandang), umur kawin dapat dicapai lebih awal. Hanya memerlukan 10 tahun untuk kura-kura moncong babi jantan mencapai umur kawinnya. Kura-kura yang ada di dalam pengamatan kami, ada dua kura-kura jantan yang berusaha kawin di umur tiga tahun dengan panjang karapas 14 sampai 15 cm.
Bukti ternak dalam kaptiviti sangat terbatas pada dua tempat. Salah satunya terjadi di Bronx Zoo, New York USA dan satu lagi di Zoological Garden Wilhelma di Stuttgart, Jerman. Tidak ada rekord yang tersedia. Di kebun binatang Bronx Zoo pembiakan terjadi pameran Jungle World tetapi kura-kura berkembang biak tanpa intervensi dari penjaga. Pada kejadian yang lalu, mereka menangkap kura-kura dan menggunakan Oxytocin untuk mengambil telur tapi tidak berhasil.
Pada kejadian ini inkubasi dilaksanakan dengan anakan yang diambil dari tempat pameran. Tahun berikutnya, kura-kura dibiarkan bertelur tetapi telurnya diambil dan diinkubasi dengan dua anakan dan pada Septembar 2003, satu anakan direkord dari satu pameran.
Di tahun 1997, Roemp memberi sepasang kura-kura moncong babi ke Wilhelma zoological garden dengan dasar budidaya. Selain dari dua kura-kura ini, Wihelma telah memiliki tujuh grup kura-kura dewasa sendiri. Ternak captive ini terjadi di tahun 2002, tetapi secara tidak terduga. Telur-telur ditemukan dalam air di lingkungan dan satu menetas setelah diinkubasi, telur lainnya dimakan oleh kura-kura atau ikan besar yang ada di lingkungannya.
Musim panas tahun 2004, Wilhelma zoological garden menemukan telur lainnya. Telur-telurnya diinkubasi secara artifisial, tetapi dua bulan berlalu setelah tanggal tetasnya, telurnya dibuka dan anakan ditemukan tidak bernyawa. Kurakuranya telah terbentuk.
Karena tampangnya yang aneh dan meningkatnya persediaan, kura-kura moncong babi menjadi kura-kura yang umum dapat dibeli di toko-toko. Karena hobbyist yang membeli kura-kura ini, kurang memiliki pengetahuan dasar tentang bagaimana memelihara kura-kura ini, banyak kura-kura yang mati dalam beberapa bulan atau dapat dalam beberapa minggu. Sebaliknya jika dasar pemeliharaan telah dipenuhi, kura-kura moncong babi sepertinya kura air keras dan dapat hidup selamat. Bersih, alkalis – pH antara 8 sampai 8.3 dan suhu air hangat antara 28-30°C bersamaan dengan aquarium yang besar, luas dan makanan yang seimbang adalah faktor-faktor utama menyediakan dasar untuk pemeliharaan kura-kura yang berhasil. Kedapatan kura-kura yang rendah dalam satu aquarium dengan tempat persembunyian diperlukan supaya mencegah agresi antar kura-kura. Sebagai hewan omnivora, kura-kura moncong babi membutuhkan makanan yang seimbang yang mengandung tumbuhan dan hewani. Orang tidak dapat mengharapkan ternak berhasil dengan kura-kura ini jika tidak memiliki tempat yang luas dan sarang ada seperti yang ada di lingkungan alaminya. Tempat ini umumnya dapat disediakna oleh Zoological gardens atau institusi lainnya. Dengan pengetahuan yang benar, inkubasi telur dan penetasan dapat dilakukan secara buatan. Di tahun 2004, kura-kura moncong babi termasuk dalam apendiks II di CITES (Convention on International Trade in Endangered Species of Wild Fauna and Flora).

Akan tetapi saya memiliki empang di rumah dan bahagianya saya memiliki satu ekor kura kura moncong babi  , dan saya berinama Abimanyu di karnakan bentuknya yang unik dan eksotis 
 ini adalah foto kura kura hidung babi yang sempat saya foto beberapa bulan lalu


Terimakasih

Tidak ada komentar:

Posting Komentar