Moncong babi adalah kura-kura yang sangat aneh. Tampangnya yang
morfologikal, pengetahuan yang terbatas dan grup kebetulan semua
menyebabkan penaruhan filogenetika yang tidak benar dan juga mengenai
sejarah alam yang tidak pasti. Data fosil untuk genus kura-kura ini
kembali ke Miocene di Papua New Guinea. Ramsay pertama kali menerangkan
jenis ini dari material yang dikumpulkan pada tahun 1885 dari ekspedisi
Royal Geographic Society, lokasi di sungai Strickland. Pertama kali
dideskripsikan sebagai Pleurodire dan diajukan sebagai hubungan
kura-kura air tawar dan kura-kura air laut. Genus ini lalu ditetapkan ke
keluarga baru Carrettochelyidae dan Baur memindahkan ke Carretochelys
dan keluarga Carretochelyidatenya ke Cryptodires dan memperlihatkan
persamaannya ke Trionychia.
Tulisan yang mendalam yang pertama
kali dicetak tentang kebutuhan pemeliharaan atau prilaku di captivity
moncong babi adalah tulisan yang ditulis oleh Dorrian. Tulisan lainnya
seperti Konservasi Biologi kura-kura moncong babi oleh Georges dan Rode
atau Moncong babi oleh Bargeron membahas sedikit tentang pemeliharaan,
meninggalkan beberapa informasi yang berguna.
Di seluruh dunia
ini ada beberapa kebun binatang dan individu yang memelihara kura-kura
ini. Kebun binatang ini adalah Bronx Zoo di New York USA, Pittburgh Zoo
di New Jersey USA Zoological Garden Wilhelma di Stuttgart, Germany,
Territory Wildlife Park di Berry Springs, Australia, Taronga Park Zoo di
Sydney, Australia, Hartley Creek Crocodile Farm di Cairns, Australia,
Australia Zoo di Beewah, Australia dan the University of Canberra di
Australia.
Pengarang junior dan senior telah memelihara kura-kura
ini selama beberapa tahun dan telah melakukan banyak pengamatan dan
dirangkum pada tulisan ini.
Karena kura-kura moncong babi adalah
perenang yang baik, aquarium yang luas menjadi suatu keharusan. Alasan
lainnya untuk menggunakan aquarium besar adalah karena kura-kura ini
dapat tumbuh sampai 22,5 kg dan panjang 56.3 cm. Ukuran aquarium harus
memberi kura-kura bergerak bebas dan juga dapat bersembunyi jika
diperlukan. Waktu kura-kura ini ketakutan, mereka kabur seperti roket.
Kura-kura muda diamati dapat melompat dari aquarium yang satu ke
aquarium lainnya yang bersebelahan yang permukaannya hanya 2 cm dari
ujung aquarium. Tambah besar aquarium, lebih kecil kesempatan untuk
kura-kura terluka.
Karena kura-kura moncong babi dapat menjadi
agresif kepada yang lainnya, aquarium besar juga dapat membantu
menurunkan kepadatan. Prilaku agresif akan jelas terlihat. Prilaku
agresif ini sudah dapat terlihat pada kura-kura yang hanya berumur enam
bulan, tetapi dapat pula prilaku ini muncul pada umur yang lebih muda.
Sebaliknya, Roempp mengatakan bawah setelah memiliki lima tahun
kura-kura ini mulai memperlihatkan prilaku yang agresif satu sama
lainnya. Prilaku agresif diperlihatkan dengan menggigit dan daerah yang
sering digigit adalah ujung poseterior pada karapas, peripherals keenam
sampai kesepuluh dan pygal, bagian dorsal leher dan lekukan kulit yang
memanjang lateral pada setiap sisi dari dibawah permukaan ekor ke daerah
paha dan turun ke lengan belakang. Karena rahangnya yang baik,
gigitannya cukup menyakitkan dan dapat berdarah.
Pasir kali yang
telah dicuci bersih dapat dipakai sebagai lapisan dasar aquarium. Jika
lapisan cukup tebal, dapat menyediakan sebagai tempat persembunyian atau
peristirahatan untuk kura-kura moncong babi karena mereka
mebenamkan/mengubur mereka sendiri. Di beberapa occasions, mereka
diamati melakukan ini sampai unjung probosics. Jika kepadatan jumlah
kura-kura sangat tinggi maka pemakaian lapisan pasir yang tebal, dengan
kayu/dahan/akar air dianjurkan untuk memberi tempat persembunyiaan dan
mencegah kura-kura mengigit satu sama lain.
Kelihatannya kura-kura moncong babi dapat berprilaku sangat berbeda pada toleransi dengan jenis testudines lainnya.
Menurut Dorrian, kura-kura moncong babi tidak memperlihatkan sifat
agresif mereka terhadap kura-kura dari Chelidae (Macrochelodina expansa,
Macrochelodina rugosa, Chelodina longicollis, Emydura macquarii
krefftii and Elseya latisternum).
Sebaliknya, menurut Roempp ada
beberapa masalah yang ditimbulkan dalam memelihara kura-kura moncong
babi bersama kura-kura jenis lainnya. Saya mempunyai masalah dengan
Macrchelodina rugosa betina. Kura-kura betina ini mendapat beberapa
gigitan yang parah di lengan belakangnya oleh kura-kura moncong babi
betina saya.; Kejadian yang sama terjadi terhadap Macrochelodina
expansa. Sebaliknya kura-kura moncong babi jantan tidak pernah agresif
terhadap jenis lainnya.Saya tidak tahu jika sifat agresif tergantung
pada jenis kelamin. Penulis senior memelihara empat moncong babi dengan
Emydura subglobosa muda dan dewasa, jenis sympatric dan tidak ada
tanda-tanda agresif terhadap jenis ini.
Untuk masalah suhu air
ada beberapa macam pendapat. Dorrian menganjurkan airnya dihangatkan
secara konstan pada suhu 26-27°C sedangkan Bargeron menyatakan suhu air
harus antara 26.1°C dan 30°C. Georges dan Rose menganjurkan suhu air
antara 28-30°C. Suhu 28-30°C ini telah ditemukan sebagai suhu optimal
untuk kura-kura oleh penulis. Suhu diatas 32°C dan dibawah 26°C tidak
dianjurkan karena suhu tubuh kura-kura ini tergantung oleh suhu air di
sekitarnya. Di alamnya, kura-kura moncong babi dapat mengatur suhu
tubuhnya dengan berenang lebih dalam atau di bawah batang pohon berenang
dan memasuki air yang lebih dingin atau hanya berada di permukaan air
atau berenang mendekati tepian dan memasuki air yang lebih hangat. Ini
adalah termoregulasi alamiah yang tidak ada di pemeliharaan dalam rumah
(indoor captivity) karena suhu yang selalu sama di lingkungannya. Pada
satu waktu, kura-kura moncong diamati pada suhu air 22°C. Kura-kura
moncong babi itu diam di dasar aquarium selama dua jam, kecuali pada
saat berenang ke permukaaan untuk mengambil udara. Pada saat suhu air
dinaikan sampai 28°C, kura-kura menjadi aktif.
Kura-kura moncong
babi adalah kura-kura yang hidup di air keras(hard water) seperti ikan
yang hidup di danau Afrika seperti danau Malawi. Kondisi alami dari
tempat asalnya adalah sungai besar yang mengandung kapur (limestone).
Ini berarti airnya memiliki kadar karbonat yang tinggi dan juga memiliki
pH tinggi dan sangat setabil di antara 8.0 sampai 8.3. KH dan GH airnya
antara 18 sampai 25 dH. Faktor lainnya yang perlu diperhitungkan adalah
bahwa kura-kura moncong babi tidak memilik tempurung yang berskat-skat,
seperti tempurung lunak (soft shell) lainnya spt Apalone spinifera dan
menderita dari predilection jamau dan infeksi bakteria yang parahnya
dapat menjadi penyakit SCUD (Systemic Cutaneous Ulcerative Disease).
Pada beberapa jamur agen termasuk organisma yang hidup di air netral (pH
6.5-7.5) dan mati pada pH yang tinggi. Maka dari itu pH yang tinggi
memperbaiki kondisi kulit kura-kura. Kura-kura dengan iritasi kulit di
karapasnya akan mengosok hilang kulitnya. Kura-kura air tawar bereaksi
secara osmotik dengan air di lingkungannya dan pada saat airnya
mengandung kadar garam yang tinggi ini juga dapat mengurangi beban kerja
sistem renal (ginjal).
Salah satu cara kami belajar bagaimana
cara memelihara kura-kura ini adalah dengan melihat lingkungan alami
mereka dan mencari apa yang mereka perlukan bedasarkan pada sesuatu yang
membatasi penyebaraan mereka di alamnya. Sangat menarik bahwa kura-kura
ini hanya ditemui di sungai sungai berkapur (limestone). Juga hanya
ditemui di sungaisungai yang pH nya tinggi, konduktifiti yang tinggi dan
alkalis yang tinggi. Ini berarti sangat stabil, sangat jernih airnya.
Waktu kami di sungai Daly dengan kura-kura ini, penglihatan mencapai
sampai lima meter. Maka dari itu waktu membuat lingkungan untuk
kura-kura ini dan dalam jumlah yang banyak karena ekperimen ini, makin
jelas bahwa kami perlu menduplikasi/mencontoh lingkungannya.
Kura-kura moncong babi adalah hewan omnivora, tetapi lebih condong ke
herbivora daripada omnivora. Di Australia, kura-kura ini makan
daun-daunan, buah dan bunga dari tumbuhan riparian khususnya fig ficus
racemosa, apel syzygium forte dan pandanus aquaticus. Makanan lainnya
termasuk serangga air, krustasea, moluska, ikan dan mamalia yang dimakan
sebagai carrion dan tanaman air seperti lumut, vallisneria sp dan najar
tenuifolia. Banyaknya macam yang dimakan memberi lingkup yang luas bagi
oportunism dan makanan bervariasi sekali dengan makanan yang tersedia
dari satu daerah ke daerah lainnya.
Kura-kura yang diteliti oleh
penulis senior diberi makan berbagai macam termasuk daun dandelion,
apel, pir, pisang, anggur, tomat, selada, putih telur, cacing tanah dan
daging putih ayam cincang. Rasio makanan tanaman-hewan adalah 3 : 2.
Memberi makanan yang kaya adalah salah satu kunci bagaimana menjaga
kura-kura sehat. Semua kura-kura terbukti omnivora, sangat rakus. Cara
pemberi makan termasuk menyetuh makanan dengan probosics seperti mereka
menciumnya, mengambil makanan dengan rahangnya dan menelannya. Cakar di
fliper depannya kadang dipakai untuk merobek makanan yang besar menjadi
kecil.
Di alam, umur kawin kura-kura moncong babi jantan adalah
setelah 14 sampai 16 tahun dengan ukuran karapas sekitar 30 cm. Betina
mencapai umur kawin agak tua, setelah 20 sampai 22 tahun dengan ukuran
karapas 30-34 cm.
Berdasarkan laparoscopy dan pemeliharaan
kura-kura dari menetas sepertinya memakan waktu sampai 25 tahun untuk
kura-kura ini mencapai umur dewasa.
Di kaptifiti(kandang), umur
kawin dapat dicapai lebih awal. Hanya memerlukan 10 tahun untuk
kura-kura moncong babi jantan mencapai umur kawinnya. Kura-kura yang ada
di dalam pengamatan kami, ada dua kura-kura jantan yang berusaha kawin
di umur tiga tahun dengan panjang karapas 14 sampai 15 cm.
Bukti
ternak dalam kaptiviti sangat terbatas pada dua tempat. Salah satunya
terjadi di Bronx Zoo, New York USA dan satu lagi di Zoological Garden
Wilhelma di Stuttgart, Jerman. Tidak ada rekord yang tersedia. Di kebun
binatang Bronx Zoo pembiakan terjadi pameran Jungle World tetapi
kura-kura berkembang biak tanpa intervensi dari penjaga. Pada kejadian
yang lalu, mereka menangkap kura-kura dan menggunakan Oxytocin untuk
mengambil telur tapi tidak berhasil.
Pada kejadian ini inkubasi
dilaksanakan dengan anakan yang diambil dari tempat pameran. Tahun
berikutnya, kura-kura dibiarkan bertelur tetapi telurnya diambil dan
diinkubasi dengan dua anakan dan pada Septembar 2003, satu anakan
direkord dari satu pameran.
Di tahun 1997, Roemp memberi sepasang
kura-kura moncong babi ke Wilhelma zoological garden dengan dasar
budidaya. Selain dari dua kura-kura ini, Wihelma telah memiliki tujuh
grup kura-kura dewasa sendiri. Ternak captive ini terjadi di tahun 2002,
tetapi secara tidak terduga. Telur-telur ditemukan dalam air di
lingkungan dan satu menetas setelah diinkubasi, telur lainnya dimakan
oleh kura-kura atau ikan besar yang ada di lingkungannya.
Musim
panas tahun 2004, Wilhelma zoological garden menemukan telur lainnya.
Telur-telurnya diinkubasi secara artifisial, tetapi dua bulan berlalu
setelah tanggal tetasnya, telurnya dibuka dan anakan ditemukan tidak
bernyawa. Kurakuranya telah terbentuk.
Karena tampangnya yang
aneh dan meningkatnya persediaan, kura-kura moncong babi menjadi
kura-kura yang umum dapat dibeli di toko-toko. Karena hobbyist yang
membeli kura-kura ini, kurang memiliki pengetahuan dasar tentang
bagaimana memelihara kura-kura ini, banyak kura-kura yang mati dalam
beberapa bulan atau dapat dalam beberapa minggu. Sebaliknya jika dasar
pemeliharaan telah dipenuhi, kura-kura moncong babi sepertinya kura air
keras dan dapat hidup selamat. Bersih, alkalis – pH antara 8 sampai 8.3
dan suhu air hangat antara 28-30°C bersamaan dengan aquarium yang besar,
luas dan makanan yang seimbang adalah faktor-faktor utama menyediakan
dasar untuk pemeliharaan kura-kura yang berhasil. Kedapatan kura-kura
yang rendah dalam satu aquarium dengan tempat persembunyian diperlukan
supaya mencegah agresi antar kura-kura. Sebagai hewan omnivora,
kura-kura moncong babi membutuhkan makanan yang seimbang yang mengandung
tumbuhan dan hewani. Orang tidak dapat mengharapkan ternak berhasil
dengan kura-kura ini jika tidak memiliki tempat yang luas dan sarang ada
seperti yang ada di lingkungan alaminya. Tempat ini umumnya dapat
disediakna oleh Zoological gardens atau institusi lainnya. Dengan
pengetahuan yang benar, inkubasi telur dan penetasan dapat dilakukan
secara buatan. Di tahun 2004, kura-kura moncong babi termasuk dalam
apendiks II di CITES (Convention on International Trade in Endangered
Species of Wild Fauna and Flora).
Akan
tetapi saya memiliki empang di rumah dan bahagianya saya memiliki satu
ekor kura kura moncong babi , dan saya berinama Abimanyu di karnakan
bentuknya yang unik dan eksotis
ini adalah foto kura kura hidung babi yang sempat saya foto beberapa bulan lalu
Terimakasih
Tidak ada komentar:
Posting Komentar